Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Perkembangan Teknologi Komunikasi
Tema : Multifungsi Media Online, Mulai Dari Dakwah Sampai Prostitusi Online
Judul : Penggunaan Media Online Dari Berbagai Aspek
Media online didefinisikan sebagai media yang menyajikan karya jurnalistik secara online. Sebagai sebuah hasil dari perkembangan teknologi komunikasi, media online menawarkan sebuah media yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar manusia bagi para penggunanya. Hal ini dikarenakan media online memiliki beberapa sifat diantaranya adalah interaktif dan egaliter. Menjadi bagian dari media massa generasi ketiga, kemunculan media online di Indonesia diawali dari peristiwa lengsernya Orde Baru tahun 1998, dimana masyarakat membutuhkan sebuah media alternatif untuk menjawab kebutuhan akan informasi seketika, maka pada tahun itu pula munculah www.detik.com sebagai bentuk media online pertama di Indonesia.
Seperti media massa lainnya, media online juga memiliki dampak yang cukup kompleks terhadap budaya baik secara individu dan masyarakat. Laswell sendiri mengidentifikasi fungsi media massa pada budaya ke dalam empat elemen yaitu fungsi pengawasan, penghubungan, pentransferan budaya dan dua kategori. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Marshall McLuhan yang mengatakan bahwa media massa berperan untuk membentuk karakter serta bidang sosial masyarakat, termasuk sosial budaya (McQuail, 2000:107)
Memiliki sifat yang cukup unik karena menggabungkan kemampuan cetak, audio, dan visual membuat media online memiliki nilai lebih dibandingkan media tradisional pada umumnya. Oleh karenanya, dengan kelebihan yang ditawarkan tersebut, memungkinkan pengguna dapat mengakses informasi secara lebih interaktif, sehingga menjadikan media online memiliki potensi untuk digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya literasi mengenai budaya.
Budaya mengacu pada bentuk bahasa, kepercayaan, nilai, norma, ataupun kebiasaan yang menjadi gaya hidup salam suatu masyarakat tertentu. Budaya diwariskan dari generasi ke generasi melalui sebuah proses sosialisasi. Namun demikian tidak dapat dipungkiri jika masih banyak terdapat perbedaan mengenai definisi dan konsepsi budaya itu sendiri khususnya di kalangan generasi muda. Hal ini disebabkan oleh munculnya arus globalisasi yang ditandai dengan ekspansi besar-besaran terhadap industri budaya. Globalisasi dapat dipahami sebagai bertumbuhnya saling ketergantungan antara masyarakat diseluruh dunia terhadap penyebaran budaya yang sama, barang-barang konsumsi dan kepentingan ekonomi (Browne, 2008:36)
Arus globalisasi diiringi dengan perkembangan teknologi komunikasi seperti teknologi munculnya internet merubah pola masyarakat terhadap konsumsi infomasi. Melalui internet pula masyarakat memiliki keragaman pilihan budaya dan produk yang ingin dikonsumsi. Starbucks, McDonald, K-Pop, dan modern lifestyle, menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari generasi muda jaman sekarang. Produk dan budaya lokal menjadi sesuatu yang tidak lagi menarik, digantikan oleh produk budaya dan gaya hidup yang seragam diseluruh dunia, menyebar melalui kecanggihan teknologi komunikasi dan membentuk sebuah budaya global serta menghasilkan industri budaya baru yang melemahkan budaya nasional atau budaya lokal suatu negara.
Dakwah melalui internet merupakan suatu inovasi terbaru dalam syiar Islam, dan tentunya akan memudahkan para da’i dalam melebarkan sayap-sayap dakwahnya. Penggunaan media internet sebagai media dakwah merupakan kesempatan dan tantangan untuk mengembangkan dan memperluas cakrawala dakwah Islamiyah. Kesempatan yang dimaksud ialah bagaimana orang-orang yang peduli terhadap kemampuan dakwah maupun memanfaatkan media internet tersebut sebagai sarana dan media dakwah untuk menunjang proses dakwah Islamiyah. Sementara mewujudkannya mulai dari tenaga, pikiran dan sumber daya manusia yang mengerti akan dakwah dan internet.
Umat Muslim harus mampu menguasai dan memanfaatkan sebesar-besranya perkembangan teknologi informasi, ”Dari sisi dakwah, kekuatan internet sangat potensial untuk dimanfaatkan,” kata Dr. Kun Wardhana Abiyoto, ketua Muslim Information Technology Association (MIFTA). Lebih jauh menurutnya, internet dapat mempererat ikatan ukhuwah Islamiyah yang terkadang dibatasi lingkup wilayah. Singkatnya, banyak manfaat dan kegunaan bila kemajuan teknologi internet ini bisa dioptimalkan oleh umat Islam secara luas.
Belakangan ini di media massa ramai diberitakan tentang prostitusi online yang melibatkan kalangan artis. Dengan harga mencapai ratusan juta rupiah sekali kencan, prostitusi itu tergolong menyasar kalangan kelas atas atau elite. Perkembangan teknologi komunikasi, ditandai munculnya media sosial, semakin membuat ’’bisnis esek-esek’’ sistematis dan terstruktur. Jika dahulu semua transaksi dilakukan dengan tatap muka langsung (face-to-face), kini semua serbavirtual.
Seberapapun prostitusi dibasmi oleh pemerintah dengan menutup tempat-tempat prostitusi namun bisnis ini seolah tidak ada matinya dan selalu menemukan jalan lain untuk menjajakan jasanya. Bisnis ini justru dianggap lebih menguntungkan dibanding prostitusi secara konvensional karena identitas wanita penyedia jasa maupun pengguna jasa akan dirahasiakan. Ada banyak praktek yang digunakan dalam prostitusi online ini. Misalnya dengan menjadi member dari seorang mucikari melalui blackberry messenger atau yang terang-terangan misalnya dengan memasang foto wanita yang bisa diajak berkencan di situs-situs yang memang menjual jasa prostitusi.
Bisnis ini dalam operasionalnya selalu berkembang agar tidak terlacak keberadaanya. Sistem terbaru yang digunakan adalah dengan model ekspo. Ilustrasi mudahnya adalah seorang PSK A datang ke suatu kota untuk menjajakan diri dengan dikoordinasi mucikarinya. Peran mucikari disini menyediakan hotel misalnya untuk 2 hari (masa ekspo), kemudian mucikari mengatur jadwal PSK tersebut untuk melayani dan waktu untuk istirahat serta banderol harganya.Modus yang dilakukan dengan sistem ekspo ini pun sederhana. Mucikari akan mengumumkan di situs-situs, forum online, blackberry messenger, atau whatsapp jika akan ada ekspo sebulan sebelumnya, kemudian mengkonfirmasi order.
Terlepas dari berbagai fenomena prostitusi yang muncul dan berkembang dalam masyarakat, faktanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sebagai era postmodern telah memberi andil besar dalam perubahan perilaku masyarakat di berbagai bidang kehidupan. Pergeseran pola perilaku dalam masyarakat sebagai dampak globalisasi pada kenyataannya sangat berpengaruh di negara berkembang tidak terkecuali Indonesia. Keberadaan situs-situs penjual jasa prostitusi online harus disikapi dengan tindakan yang riil misalnya dengan melaporkan ke pihak yang berwajib atau dapat dimulai dari diri kita sendiri dengan tidak mengaksesnya. Kecerdasan dan kemampuan untuk memilah nilai-nilai yang sesuai dengan kebudayaan bangsa harus dimiliki agar era kebebasan informasi dan komunikasi dapat dimaksimalkan sebaik mungkin untuk mendapatkan hal yang positif demi kesejahteraan bersama.
Daftar Pustaka
http://sosbud.kompasiana.com/ Browne, John. (2002). Creating a Cultural Identity. Charlottesville, VA: University of Virgina Press
girlsthinks.wordpress.com
zamrishabib.wordpress.com